Kenali 5 Ciri-Ciri Investasi Bodong yang Harus Dihindari
Hati-hati investasi pada produk reksa dana. Kenali 5 ciri investasi bodong agar tidak tertipu.
Investasi dalam bentuk reksa dana sedang populer di tengah masyarakat Indonesia saat ini. Berbagai produk reksa dana tersedia untuk dipilih sesuai profil risiko yang dimiliki investor. Dengan keunggulan tersebut, tak salah jika masyarakat berbondong-bondong untuk berinvestasi reksa dana.
Animo masyarakat yang tinggi ternyata dimanfaatkan pihak-pihak tertentu untuk melakukan kejahatan. Jika tak berhati-hati, investor bisa terjerumus ke dalam investasi bodong. Investasi bodong adalah investasi yang dilakukan pada bisnis yang tidak ada atau palsu, sehingga uang yang ditanamkan investor akan hilang begitu saja.
Biasanya, manajer investasi bodong akan berdalih investasi tersebut rugi karena perusahaannya merugi atau gagal. Nah, jika Anda tak ingin terjebak investasi bodong, yuk simak ciri-ciri modus investasi bodong yang sebaiknya Anda hindari.
Keuntungan yang tidak masuk akal
Sebelum Anda melakukan investasi, biasanya manajer investasi akan memberikan gambaran return atau imbal balik dari investasi yang akan Anda lakukan. Contohnya, jika Anda berinvestasi Rp10 juta, dijanjikan return sekitar 15% per tahun. Berarti dalam setahun Anda bisa mendapatkan total Rp11,5 juta.
Nah, investasi bodong biasanya menjanjikan return yang jumlahnya sangat besar, hingga puluhan kali. Contohnya, Anda dijanjikan imbal balik Rp500 juta dalam setahun hanya dengan investasi Rp10 juta. Keuntungan tersebut sudah tidak masuk di akal mengingat umumnya rentang nilai return investasi tidak setinggi itu.
Baca juga: #YakinBisaBijak Atur keuangan Keluarga Menuju Endemi
Tidak memiliki izin yang jelas
Setiap kegiatan di sektor keuangan, termasuk investasi, harus memiliki izin yang jelas. Di Indonesia, lembaga yang mengawasi seluruh kegiatan tersebut adalah Otoritas Jasa Keuangan atau OJK. Setiap kegiatan investasi, harus mendapatkan izin dari OJK terlebih dahulu. Nah, investasi bodong tak memiliki izin ini karena investasi tersebut tidak mampu membuktikan keabsahan investasi pada OJK
Baca juga: #YakinBisa Penuhi Kebutuhan Dengan Investasi Jangka Pendek
Tidak memiliki prospektus yang jelas dan lengkap
Berbicara tentang investasi pada produk reksa dana, tentu tak bisa dilepaskan dari yang namanya prospektus. Secara garis besar, prospektus adalah dokumen yang memuat informasi lengkap tentang produk reksa dana yang dimaksud. Anda bisa melihat tujuan investasi, kebijakan, batasan, manfaat, hingga risiko investasi yang akan Anda lakukan di dalamnya. Tak ketinggalan informasi penting seperti siapa manajer investasi dan bagaimana track record-nya.
Baca juga: Mau Investasi Properti Yang Menguntungkan? Pahami Hal-Hal Berikut!
Sistem pencairan dana tidak clear
Investasi bodong pasti tidak memiliki sistem pencairan dana yang mudah dan jelas. Untuk mengetahui bagaimana pencairan dananya, Anda bisa membacanya di prospektus. Karena itu, jika prospektus dan sistem pencairan dananya tidak jelas, sebaiknya berhati-hati dan tidak melakukan investasi pada produk reksa dana tersebut.
Baca juga: Masalah Keuangan Yang kerap Dihadapi Keluarga Muda
Manajer investasi tidak tersertifikasi
Ciri lain yang mungkin menunjukkan kalau sebuah produk reksa dana yang ditawarkan adalah investasi bodong adalah manajer investasinya. Produk reksa dana yang aman memiliki manajer investasi yang telah tersertifikasi dan memiliki izin resmi dari OJK. Investasi bodong dipastikan tidak memiliki manajer investasi dengan sertifikasi demikian.
Baca juga: Gaji 5 Juta Bisa Nabung? #YakinBisa dengan Cara Ini!
Untuk menghindari investasi reksa dana bodong, Anda patut memperhatikan dengan baik kelima poin di atas. Jika terindikasi salah satu atau lebih ada pada produk yang ditawarkan pada Anda, sebaiknya tolak investasi tersebut. Nah, investasi reksa dana yang aman bisa Anda lakukan bersama HSBC Advance.
Lewat investasi di HSBC Advance, Anda akan mendapatkan dukungan manajer investasi profesional, bisa memulai dengan dana investasi yang rendah, kemudahan transaksi secara online, hingga fleksibilitas lebih dengan HSBC Investment Link.