Peluang Bisnis 2020: Bisnis Ecommerce Akan Memasuki Tahun Emas

Peluang Bisnis 2020: Bisnis Ecommerce Akan Memasuki Tahun Emas

Tahun 2020 diperkirakan akan menjadi tahun emas bagi bisnis ecommerce di Indonesia. Tertarik memulai? Lakukan perencanaan usaha dan ajukan pinjaman modal jika diperlukan.

Jumlah penduduk yang begitu besar menjadikan Indonesia sebagai pasar yang sangat potensial. Pembangunan infrastruktur yang gencar dilakukan oleh pemerintah turut membangun iklim bisnis yang positif. Bahkan tanpa modal besar, siapa pun kini bisa memiliki bisnis online sendiri. Cukup berbekal perencanaan usaha yang matang, setiap orang memiliki peluang untuk sukses di dunia bisnis online.

Hingga saat ini, jumlah pelaku bisnis online, khususnya bisnis ecommerce memang begitu banyak. Namun meski pemain besar terlihat mendominasi, ada beberapa ceruk pasar yang mereka lewatkan. Ini bisa menjadi peluang bagi pemain-pemain kecil. Bagi Anda yang ingin terjun ke bisnis ecommerce, tahun 2020 bisa menjadi momentum tepat untuk memulainya.


Perkembangan Ecommerce di Indonesia

Industri ecommerce di Indonesia sejatinya sudah lama tumbuh. Meski demikian, pertumbuhannya mulai terlihat signifikan sejak tahun 2014 silam. Di tahun 2014 saja, Euromonitor mencatat jumlah penjualan ecommerce di Indonesia mencapai angka US$ 1,1 miliar.

Catatan tersebut juga diamini oleh data yang berhasil dihimpun oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Menurut data tersebut, diketahui bahwa industri ecommerce di Indonesia meningkat sebesar 17% selama 10 tahun terakhir.

Tahun 2018 adalah tahun di mana bisnis ecommerce mengalami pertumbuhan paling pesat. Akan tetapi pesatnya perkembangan ecommerce di Indonesia justru berasal dari perdagangan informal atau perdagangan sosial yang digerakkan oleh para pelaku bisnis kecil. Pelaku bisnis kecil ini biasa memanfaatkan media sosial seperti Facebook, Instagram dan WhatsApp untuk berjualan.

Dari total penjualan ecommerce di Indonesia, sebanyak 40% di antaranya berasal dari perdagangan informal atau perdagangan sosial. Angka penjual online ini pun terus mengalami peningkatan. Tercatat, setiap tahunnya jumlah penjual online di Indonesia meningkat sebanyak dua kali lipat.

Sebanyak 99% dari pelaku bisnis online ini tergolong sebagai usaha mikro. Menariknya lagi, setengah dari total pelaku bisnis UMKM ini hanya menjalankan bisnisnya secara online tanpa memiliki toko fisik.

Dalam riset lain yang dilakukan oleh Google, ekonomi digital di Indonesia sudah mencapai angka US$ 27 miliar. Angka tersebut membuat Indonesia merajai peringkat pertama di Asia Tenggara, khususnya dalam hal jumlah transaksi ekonomi digital.

Diperkirakan, angka tersebut akan terus mengalami peningkatan. Setidaknya ada beberapa hal yang memengaruhi peningkatan tersebut. Selain karena jumlah penduduk Indonesia yang begitu besar, ledakan bom demografi yang membuat Indonesia didominasi oleh usia produktif juga semakin dekat.


Mengenal 3 Model Bisnis Ecommerce

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Firma Iblis Word, tahun 2020 diperkirakan akan menjadi tahun emas bagi bisnis ecommerce. Tahun ini akan menjadi peluang emas bagi mereka yang ingin menggeluti bisnis online. Meski demikian, penting bagi calon pelaku bisnis untuk memahami model bisnis apa yang sebaiknya dipilih. Untuk itu, berikut 3 model bisnis ecommerce yang wajib dipahami.

1. Model Bisnis C2C (Consumer to Consumer)

Antara konsumen dengan konsumen, inilah inti dari model bisnis C2C. Aktivitas bisnis ini umumnya melibatkan perorangan. Seorang konsumen individu menjual barang atau jasa kepada konsumen yang lain. Karena modal yang kecil, model bisnis ini pun begitu populer.

Bisnis C2C dapat dibagi lagi menjadi 2 model, yakni P2P atau classified dan marketplace. Namun meski skala bisnis ini kecil dan tidak begitu membutuhkan pinjaman modal usaha, pelakunya bisa saja tumbuh hingga mencapai skala bisnis yang lebih besar.

2. Model Bisnis B2C (Business to Consumer)

Model bisnis ini merupakan model bisnis yang paling jamak dijumpai dalam pasar ecommerce. Sesuai dengan namanya, model bisnis ini melibatkan bisnis yang dalam hal ini adalah produsen dengan konsumen. Karena itulah, model B2C ini menyerupai model ritel tradisional.

Salah satu contoh dari model bisnis B2C adalah toko online. Meski demikian, kini model bisnis ini semakin mengalami peleburan dengan bisnis C2C. Ini terjadi karena adanya penilaian reputasi yang semakin merata. Bahkan konsumen yang memiliki reputasi penjualan bagus juga dipandang cukup kredibel layaknya bisnis berbentuk badan usaha.

Di sisi lain, dengan kredit modal usaha, konsumen individu bisa menjadi pelaku bisnis yang lebih besar hingga cukup layak untuk dimasukkan ke dalam kategori B2C.

3. Model Bisnis B2B (Business to Business)

Sesuai dengan namanya, model bisnis ini terjadi antara bisnis dengan bisnis. Penjual hanya fokus pada pasar bisnis saja dan tidak melayani pesanan dari konsumen.

Umumnya, model bisnis B2B ini lebih didominasi oleh penyedia jasa atau layanan. Meski demikian, ada juga yang merupakan penyedia barang. Misalnya saja seperti produsen perabot kantor atau supplier barang-barang yang dibutuhkan oleh perusahaan.

Jika dibandingkan dengan model bisnis C2C ataupun B2C, pasar bisnis B2B memang lebih kecil. Meski demikian, bukan berarti model bisnis ini hanya memberi keuntungan dalam jumlah yang kecil.


Peluang Bisnis Ecommerce di Tahun 2020

Setelah mengetahui 3 model bisnis ecommerce di atas, Anda bisa mulai memilih model bisnis mana yang sekiranya ingin digeluti. Setiap model bisnis memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Namun jika Anda masih bingung dan belum memiliki gambaran bidang bisnis apa yang sebaiknya dipilih, berikut beberapa peluang bisnis yang dinilai cukup menguntungkan di tahun 2020 nanti.

1. Bisnis Online Shop

Toko online atau online shop adalah salah satu contoh peluang bisnis yang tidak pernah mati. Banyaknya pengguna internet dan media sosial di Indonesia menyimpan potensi besar yang bisa dimanfaatkan untuk menjajakan barang yang Anda miliki.

Tingkat kepercayaan masyarakat yang semakin tinggi juga semakin mendukung tumbuh suburnya bisnis online shop. Untuk menjalankan bisnis ini, Anda tidak perlu membangun toko online sendiri. Anda cukup menawarkan barang yang dijual secara online. Anda bisa memanfaatkan marketplace atau media sosial populer seperti Facebook, Instagram ataupun WhatsApp.

Untuk menjalankan bisnis ini, Anda tidak perlu mempersiapkan modal besar. Anda bisa memulainya dengan menjadi seorang dropshipper. Jika bisnis dinilai cukup bagus, Anda bisa mulai mengembangkannya dengan menambah modal atau mencari kredit usaha.

2. Bisnis Penyedia Jasa Desain Grafis

Jika Anda pandai membuat desain grafis dan menggunakan software desain seperti Corel Draw atau Photoshop, kemampuan tersebut bisa dijadikan sebagai modal membangun bisnis jasa desain grafis. Jasa desain grafis sendiri memiliki pasar yang cukup besar. Namun berbeda dengan bisnis toko online, pasar dari bisnis ini umumnya lebih banyak berasal dari pelaku usaha.

Beberapa contoh jasa desain yang banyak dicari adalah desain logo, desain kemasan dan desain banner digital. Dengan semakin maraknya pemasaran online dan media sosial, permintaan akan jasa desain iklan juga terus mengalami peningkatan.

Satu hal yang menarik dari bisnis jasa desain grafis adalah kecilnya modal yang dibutuhkan. Karena bisnis ini adalah bisnis jasa, maka kemampuan desain adalah aset utama Anda.

3. Bisnis Penulisan Artikel dan Copywriting

Setiap tahunnya, jumlah permintaan akan jasa penulisan artikel dan copywriting terus mengalami peningkatan. Pertumbuhan web portal dan blog perusahaan menjadi salah satu penyebabnya. Padahal, setiap tahunnya jumlah pelaku bisnis online juga terus meningkat. Inilah yang membuat bisnis penulisan artikel dan copywriting begitu menguntungkan.

Sama seperti bisnis jasa desain grafis, pasar dari bisnis ini lebih banyak berasal dari pelaku usaha. Hampir setiap pelaku usaha yang menjalankan bisnisnya secara online membutuhkan jasa penulisan artikel dan copywriting.

Biasanya, para pelaku usaha membutuhkan artikel untuk membantu meningkatkan SEO website mereka. Tidak jarang, artikel yang dibuat juga digunakan untuk membantu memasarkan produknya di media sosial.

4. Bisnis Kursus Online

Jika Anda memiliki keahlian di bidang tertentu, menyediakan layanan di bidang tersebut bukanlah satu-satunya cara untuk mendapatkan uang. Anda juga bisa membagikan keahlian dan ilmu yang Anda kuasai dalam bentuk kursus berbayar.

Bisnis kursus online ini semakin marak dengan banyaknya situs-situs dan aplikasi penyedia kursus berbayar. Pada beberapa situs atau aplikasi penyedia kursus, Anda bisa menemukan banyak kursus dan mengikuti salah satunya cukup dengan membayar sejumlah uang yang telah ditentukan.

Mirip seperti bisnis jasa, bisnis kursus online ini tidak membutuhkan modal besar. Anda hanya perlu menyiapkan peralatan untuk membuat video kursus dan keahlian dalam membuat video yang bagus. Menariknya lagi, bisnis kursus online ini juga bisa menjadi sumber passive income.

5. Bisnis Jasa Pembuatan Website

Pertumbuhan bisnis online di tanah air juga berarti satu hal. Semakin banyak pelaku bisnis online, semakin banyak pula yang membutuhkan website untuk membantu mendongkrak kredibilitas ataupun memasarkan produk dan layanannya.

Pasar potensial dari bisnis ini adalah para pelaku usaha kecil. Biasanya, pelaku usaha kecil ini tidak begitu memahami bagaimana cara membuat website. Mereka juga belum memiliki sumber daya manusia yang cukup untuk membuatnya sendiri. Karena itulah, banyak dari mereka yang akhirnya meminta bantuan dari penyedia jasa pembuatan website.

Karena tergolong sebagai bisnis jasa, Anda tidak membutuhkan modal besar untuk mulai menggeluti bisnis ini. Anda bisa memulainya dengan modal minim. Setelah bisnis semakin besar dan banyak pesanan yang masuk, barulah Anda mulai mengembangkan modal dan mencari pinjaman usaha.

6. Bisnis Internet Marketing

Tidak semua pelaku bisnis memiliki kemampuan internet marketing yang bagus. Faktanya, banyak di antara mereka yang hanya memiliki sedikit pengetahuan tentang pemasaran digital.

Masalah seperti ini bisa menjadi peluang yang sangat menjanjikan. Tentu saja, peluang tersebut sangat mungkin digarap jika Anda memiliki kemampuan pemasaran online yang cukup teruji.

Untuk menjalankan bisnis internet marketing, Anda tidak memerlukan banyak modal. Anda bisa memulainya cukup dengan bermodalkan komputer dan koneksi internet. Meski demikian, potensi penghasilan yang bisa diperoleh dari bisnis ini sama sekali tidak bisa dipandang sebelah mata.


Mengembangkan Bisnis dengan Pinjaman Usaha HSBC

Beberapa peluang bisnis di atas ada yang bisa dieksekusi cukup dengan modal kecil. Namun agar bisnis semakin berkembang, Anda juga harus mengembangkan modal usaha. Modal usaha inilah yang nantinya akan membantu menggerakkan bisnis Anda nantinya. Semakin besar modal yang dimiliki, kapasitas bisnis dalam menghasilkan uang juga akan semakin besar.

Saat ini, mengembangkan modal bisnis bukan lagi hal yang sulit. Melalui Fasilitas Modal Kerja yang merupakan pinjaman usaha jangka pendek dari HSBC, Anda bisa mengembangkan bisnis ke tingkat yang lebih tinggi. Persyaratannya juga cukup mudah. Jika bisnis Anda sudah berjalan minimal selama 3 tahun, Anda sudah bisa mengajukan pinjaman dan mendapatkan modal yang Anda butuhkan. Dapatkan pembiayaan modal kerja hingga Rp 10 miliar untuk mendukung keperluan modal kerja dan mengembangkan usaha Anda.

References:

  • maxmanroe.com/pengamat-tahun-2020-bakal-menjadi-tahun-emas-ecommerce-indonesia.html
  • wirabisnis.com/2019/03/peluang-bisnis-2020-bisnis-berbasis.html
  • maxmanroe.com/tren-bisnis-internet.html
  • hsbc.co.id/1/2/id/personal/retail-business/pinjaman-usaha