#LampauiBatasAmbisimu
Thumbnail

Semangat Indonesia Menjaga Pertumbuhan Ekonomi Dalam Negeri

Hingga tahun 2017, kondisi perekonomian Indonesia masih belum sepenuhnya terlepas dari perlambatan ekonomi global. Meski demikian, Indonesia masih bisa bernapas lega. Angka pertumbuhan ekonomi Indonesia diproyeksikan berada di kisaran 5.3%. Beberapa indikator mulai menunjukkan tanda-tanda membaik. Angka PDB tahun 2016 yang sebelumnya diprediksi sebesar 4,7% kini diprediksi jadi 5%. Selain itu neraca perdagangan pada bulan Juni 2016 sudah mencapai US$ 900.2 juta; jauh melebihi angka US$ 536 juta pada periode yang sama di tahun 2015.

Angka pertumbuhan ini didorong oleh serangkaian kebijakan Bank Indonesia (BI) berupa pemotongan tingkat suku bunga dan giro wajib minimum (reserve requirement). Sepanjang tahun ini, BI telah memotong rasio giro wajib minimum sebanyak 2 kali yakni total sebesar 150bps; turun ke 6.50%. Sementara itu tingkat suku bunga telah mengalami pemangkasan sebanyak 3 kali pada kuartal pertama 2016; masing-masing sebesar 25bps hingga ke tingkat yang sekarang sebesar 6.75%. Tingkat suku bunga ini masih dimungkinkan lagi untuk turun sebesar 25bps hingga mencapai 6.50% pada akhir tahun demi mendukung tingkat pertumbuhan yang masih moderat dan pertumbuhan pembangunan infrastruktur.

Perkembangan penting lainnya adalah penerapan "7-Day Reverse Repo Rate" mulai tanggal 19 Agustus 2016 sebagai acuan kebijakan suku bunga. Penggunaan Reverse Repo ini diharapkan akan berdampak positif bagi penurunan tingkat suku bunga tabungan dan pinjaman serta meningkatnya likuiditas perbankan. Peningkatan likuiditas itu akan mendorong penyaluran kredit dengan tingkat suku bunga kredit yang lebih kompetitif dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi domestik.

Selain serangkaian kebijakan Bank Indonesia, pemerintah telah melaksanakan program Pengampunan Pajak (Tax Amnesty) bagi Warga Negara Indonesia yang menyimpan dana di luar negeri untuk mengembalikan dana tersebut kembali ke Indonesia dengan penalti yang rendah. Melalui kebijakan yang telah mulai berjalan sejak 18 Juli 2016 ini, pemerintah diprediksi dapat mengantongi pendapatan pajak sebesar Rp 1.500 trilyun atau (US$ 109.5 milyar) pada tahun 2017.

Tim Commodity and Structured Trade Finance HSBC memahami bahwa setiap pemain dalam rantai suplai global – dari produksi ke transformasi hingga pemasaran – memiliki persyaratan pembiayaan spesifik. Untuk menjawab peluang yang ditawarkan dari beragam perubahan kebijakan di Indonesia, kami dapat membantu memberikan solusi pembiayaan perdagangan tradisional dan terstruktur di pasar negara berkembang dan negara maju yang disesuaikan dengan kebutuhan khusus Anda.

Hubungi 1 500 237 untuk informasi selengkapnya mengenai layanan modal kerja.

Ceritakan ambisimu mengembangkan jaringan bisnis dalam negeri, dan menangkan hadiah utama total Rp 1 miliar dan hadiah mingguan total Rp 55 juta.

Bersama HSBC, #LampauiBatasAmbisimu

Artikel Lainnya

Sebagai bagian dari generasi Millennial, mungkin kamu tidak menyadari kalau ada banyak kelebihan dari caramu mendidik anak dibanding dengan generasi sebelumnya.

Tak hanya di Jakarta dan kota-kota besar, bisnis kafe kini berkembang seperti jamur di musim hujan.

Setiap hari melewati area elit dan berambisi punya rumah mewah di sana?